Consumer
Promotion adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses
pengambilan keputusan) melalui penjualan sehingga merangsang penjualan dengan mempengaruhi
konsumen akhir. Salah
satu cara terbaik untuk
memastikan efektivitas dan
merangsang penjualan adalah dengan menggunakan pendekatan yang dipikirkan dengan baik dan solid yang tanggap terhadap semua
aspek tugas di
tangan. Umumnya tujuan penjualan dinyatakan dalam volume
penjualan. Tujuan ini dapat dipecah berdasarkan penentuan apakah volume
penjualan yang ingin dicapai itu berdasarkan per wilayah operasi atau per
salesperson di dalam suatu wilayah operasi.
Dalam
prakteknya terkadang strategi consumer promotion mengalami kegagalan atau tidak
memenuhi target dalam promosi. Kegagalan ini bisa bersumber dari eksternal
seperti selera konsumen, maupun bisa bersumber dari internal seperti berasal
dari strategi consumer promotion itu sendiri. Dalam keseharian, sering dijumpai
sales motor yang membawa motor dengan pick-up sambil menyebarkan brosur produk
motor yang mereka tawarkan beserta harga dan cicilan bila dibeli secara kredit.
Strategi ini kurang efektif bila diterapkan untuk mempromosikan produknya.
Menyebar brosur di jalan hanya akan membuang-buang kertas tanpa mendapat
simpati yang antusias dari konsumen yang dituju. Di sisi lain,
menghambur-hamburkan di sepanjang jalan ini justru mengotori jalan dengan
brosur motor.
Selain
itu pembagian brosur yang dilakukan oleh indomart dan alfamart juga kurang
efektif. Walaupun brosur tersebut tidak disebar di jalan, melainkan dibagikan
ke rumah-rumah, namun brosur ini juga tidak berfungsi mempengaruhi konsumen
untuk mengalihkan kebiasaan belanja mereka. Brosur yang diterima bahkan jarang
dibaca atau dibandingkan dengan brosur dari perusahaan ritel lain. Karena
biasanya kebiasaan belanja masyarakat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kepuasan
konsumen terhadap suatu pelayanan yang diterima serta kelengkapan produk yang
disediakan oleh perusahaan ritel untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu
masyarakat juga terbiasa berbelanja di peritel yang lebih besar bila belanja
dengan jumlah besar seperti belanja bulanan. Masyarakat masih menganggap bahwa
indomart dan alfamart merupakan tujuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan konsumen lebih cenderung memilih perusahaan ritel yang
lebih besar untuk kebutuhan dasar. Jadi brosur yang dibagikan belum efektif dan
tidak bisa mempengaruhi kebiasaan belanja konsumen.
TRus bagaimana solusinya untuk mengatsi hal tersebut, mohon diberikan arahan nya sehingga kita mengerti betul contoh solusi yang diberikan kepada pembaca. terima kasih barokallah
BalasHapus