Sabtu, 19 November 2011

Consumer Promotion yang Kurang Efektif


Consumer Promotion adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan sehingga merangsang penjualan dengan mempengaruhi konsumen akhir. Salah satu cara terbaik untuk memastikan efektivitas dan merangsang penjualan adalah dengan menggunakan pendekatan yang dipikirkan dengan baik dan solid yang tanggap terhadap semua aspek tugas di tangan. Umumnya tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan. Tujuan ini dapat dipecah berdasarkan penentuan apakah volume penjualan yang ingin dicapai itu berdasarkan per wilayah operasi atau per salesperson di dalam suatu wilayah operasi.

Dalam prakteknya terkadang strategi consumer promotion mengalami kegagalan atau tidak memenuhi target dalam promosi. Kegagalan ini bisa bersumber dari eksternal seperti selera konsumen, maupun bisa bersumber dari internal seperti berasal dari strategi consumer promotion itu sendiri. Dalam keseharian, sering dijumpai sales motor yang membawa motor dengan pick-up sambil menyebarkan brosur produk motor yang mereka tawarkan beserta harga dan cicilan bila dibeli secara kredit. Strategi ini kurang efektif bila diterapkan untuk mempromosikan produknya. Menyebar brosur di jalan hanya akan membuang-buang kertas tanpa mendapat simpati yang antusias dari konsumen yang dituju. Di sisi lain, menghambur-hamburkan di sepanjang jalan ini justru mengotori jalan dengan brosur motor.

Selain itu pembagian brosur yang dilakukan oleh indomart dan alfamart juga kurang efektif. Walaupun brosur tersebut tidak disebar di jalan, melainkan dibagikan ke rumah-rumah, namun brosur ini juga tidak berfungsi mempengaruhi konsumen untuk mengalihkan kebiasaan belanja mereka. Brosur yang diterima bahkan jarang dibaca atau dibandingkan dengan brosur dari perusahaan ritel lain. Karena biasanya kebiasaan belanja masyarakat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kepuasan konsumen terhadap suatu pelayanan yang diterima serta kelengkapan produk yang disediakan oleh perusahaan ritel untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu masyarakat juga terbiasa berbelanja di peritel yang lebih besar bila belanja dengan jumlah besar seperti belanja bulanan. Masyarakat masih menganggap bahwa indomart dan alfamart merupakan tujuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan konsumen lebih cenderung memilih perusahaan ritel yang lebih besar untuk kebutuhan dasar. Jadi brosur yang dibagikan belum efektif dan tidak bisa mempengaruhi kebiasaan belanja konsumen.

1 komentar:

  1. TRus bagaimana solusinya untuk mengatsi hal tersebut, mohon diberikan arahan nya sehingga kita mengerti betul contoh solusi yang diberikan kepada pembaca. terima kasih barokallah

    BalasHapus